Jumat, 30 Oktober 2009

Trial Game, Wonosobo
Champ Of Champ Gagal Aksi

Atraksi motor terbang di malam hari, membius ribuan warga Wonosobo

Djarum 76 Trial Game(D76TG) selalu menarik. Handicap yang menantang membuat lebih atraktif. Dinginnya kota Wonosobo, Jawa Tengah, seolah dihangatkan oleh 63 aksi peserta. Nah, selain empat kelas utama, seperti ATV open, minimoto, campuran open dan FFA garapan Genta Auto&Sport (GAS) ini juga menyuguhkan champ of champ.

“Tak lagi sekadar menjadi tercepat tapi lebih menonjolkan sisi entertaint,”bilang Tjahyadi Gunawan, bos GAS.

Sayangnya, di seri keenam ini (16-17/5) champ of champ gagal ditampilkan. “Kondisi trek licin, tak memungkinkan dan bahaya bila dipaksa,”jelas Jim Sudaryanto selaku pimpina lomba. Toh, bagi ribuan penonton yang hadir di sirkuit lapangan Pertamina, Ngampel, Wonosobo event ini bisa jadi alternatif hiburan malam minggu. Terlebih dengan kemasan yang memadu sport dan entertaint.

Champ of champ sendiri sepintas mirip kontes freestyle. “Selain ketinggian lompatan, bergaya saat diudara jadi point utama,”kata Jim lagi. Walau kadang masih belum sedahsyat freesyle manca. “Sebagai pembanding di seri final nanti, kita akan undang freestyler manca,”janji Gunawan.

Ditunggu!

Hasil Lomba
ATV Open
1. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 02:04,248
2. Weny Prasetyo Surakarta Timbul Artha 02:04,993
3. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 02:05,
Minimoto
1. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 02:14,337
2. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 02:20,267
3. Bambang Kucir Boyolali Galaxy Abon 02:21,705
Campuran Open
1. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 04:12,166
2. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 04:13,419
3. Bambang Kucir Boyolali Galaxy Abon 04:13,788
FFA
1. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 04:13,424
2. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 04:14,079
3. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 04:14,079

Penulis : Wawan


MotoCross Terkait :
Trial Game, Wonosobo
Champ Of Champ Gagal Aksi

Atraksi motor terbang di malam hari, membius ribuan warga Wonosobo

Djarum 76 Trial Game(D76TG) selalu menarik. Handicap yang menantang membuat lebih atraktif. Dinginnya kota Wonosobo, Jawa Tengah, seolah dihangatkan oleh 63 aksi peserta. Nah, selain empat kelas utama, seperti ATV open, minimoto, campuran open dan FFA garapan Genta Auto&Sport (GAS) ini juga menyuguhkan champ of champ.

“Tak lagi sekadar menjadi tercepat tapi lebih menonjolkan sisi entertaint,”bilang Tjahyadi Gunawan, bos GAS.

Sayangnya, di seri keenam ini (16-17/5) champ of champ gagal ditampilkan. “Kondisi trek licin, tak memungkinkan dan bahaya bila dipaksa,”jelas Jim Sudaryanto selaku pimpina lomba. Toh, bagi ribuan penonton yang hadir di sirkuit lapangan Pertamina, Ngampel, Wonosobo event ini bisa jadi alternatif hiburan malam minggu. Terlebih dengan kemasan yang memadu sport dan entertaint.

Champ of champ sendiri sepintas mirip kontes freestyle. “Selain ketinggian lompatan, bergaya saat diudara jadi point utama,”kata Jim lagi. Walau kadang masih belum sedahsyat freesyle manca. “Sebagai pembanding di seri final nanti, kita akan undang freestyler manca,”janji Gunawan.

Ditunggu!

Hasil Lomba
ATV Open
1. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 02:04,248
2. Weny Prasetyo Surakarta Timbul Artha 02:04,993
3. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 02:05,
Minimoto
1. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 02:14,337
2. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 02:20,267
3. Bambang Kucir Boyolali Galaxy Abon 02:21,705
Campuran Open
1. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 04:12,166
2. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 04:13,419
3. Bambang Kucir Boyolali Galaxy Abon 04:13,788
FFA
1. Deny Orlando Surakarta Suzuki AHRS Ink 04:13,424
2. Wahyu Gareng Surakarta Timbul Artha 04:14,079
3. Akbar Taufan Salatiga Smart RM Gayatri RT 04:14,079

Penulis : Wawan


MotoCross Terkait :
Ingin Mahkota Kembali
2009-03-13 17:58:52

1614grasstrack-grand-final-eka1.jpgKalimantan coba kejar ‘pesawat’ yang terbang tinggi. Tidak lain gelar Juara Nasional grasstrack Indonesia. Mahkota ini sempat dipegang Kalimantan pada 2006. Region lain, kudu waspada itu!

Ditanam pada event Kejurnas Grasstrack Region Kalimantan (KGRK) Seri I 2009. KGRK ini pentas di Sirkuit Lamantuha Motorbike Park, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (08-09/03). “Tujuan seperti itu. Ingin meraih kejayaan grasstrack,” ujar Freddy dari Surya Sawit Sejati, penyelenggara KGRK ini.

Freddy yang juga pemilik sirkuit berkarakter menarik ini, bukan sekadar omong. Dia undang banyak tracker berbakat dari luar Kalimantan. Terutama, tracker Jawa yang mendominasi pertarungan garuk tanah massal sekarang.

Sebut saja juara nasional senior, Akbar Taufan dari tim Mura Serba Mulya RT (MSMRT). Juga Cep Sena tracker andalan Alexandro Racing Team (ART) dan Egi ST di tim Rapilo DKI (RDKI). Ketiganya menantang 206 starter di sikuit sepanjang 1,1 km itu.1615grasstrack-(andrey-freddy).jpg

Ini sebagai tolok ukur tracker Kalimantan. Terutama Kalimantan. “Kita jadi tahu sejauh mana perkembangan Kalimantan. Baik teknologi dan skill,” ujar Freddy yang diiyakan Andrey Leonardo Narang, Ketua Pengprov IMI Kalteng.

Tracker Kalimantan enggak mau kalah. Sirkuit yang punya 6 handicap termasuk tabletop ini, bikin ribuan penonton terhibur. “Kalau skill, tak terlalu kalah. Di berm dan handicap pun kita cepat. Hanya ketinggalan soal teknologi,” kompak Budi, tracker tim Pangkalan Dewa, Rinto Orlando dan Rendy Komar tracker tim Surya Sawit Sejati (SSS) dari Kalteng.

Suara yang sama dari Frengky Ardi. “Kendala selalu muncul bagi tim minim sponsor. Untuk balap dan korek motor, dana yang dipakai hasil iuran anggota. Jadi, riset dan teknologi pun terbatas,” ujar tracker tim Degedeg Prima Karya yang sabet gelar Juara Terbaik Kategori Pemula di KGRK seri I ini.

Fakta berbicara, silakan lihat tabel hasil lomba. Kelas bergengsi dikuasai tracker Jawa. “Soal teknologi, tracker Kalimantan tak kalah kok. Banyak juga motor yang kompetitif. Hanya saja, ada beberapa teknik yang harus dikuasai lagi,” ujar Akbar Taufan, tracker MSMRT.

Cep Sena yang terkenal halus memainkan irama 4-tak, punya pandangan. “Sirkuitnya mendukung. High-speed dengan berm tinggi. Sayang, handicap-nya perlu jeli melewatinya,” ujar tracker binaan Mico Alexandro itu.

Sayangnya, dari tiga tracker yang diandalkan, Egi ST masih tidak menemukan performanya. Maklum, mungkin karena karekter tanah sirkuit yang berbeda. Tanah, agak bercampur pasir. Tidak seratus persen tanah. “Masih belum ketemu jalur yang pas. Masuk berm salah, main dalam juga salah,” ujar pembalap asal Jakarta itu.

Ayo Kejar!

TEKNOLOGI BERKEMBANG

1616grasstrack-imam-eka3.jpgEnggak sedikit tracker pulau Borneo alias Kalimantan bikin mesin pada Imam Syafei. Seperti tracker Jawa yang mengandalkan mekanik serba bisa ini. “Teknologi grasstrack sekarang layaknya road race. Kapasitas Bebek 4-tak, sudah dibore-up hingga 130 cc. Tenaganya besar,” ujar Imam asal Semarang, Jawa Tengah ini.

Belum lagi rasio. Racikan rasionya mulai close. Persis permainan gigi-gigi road race. Terlebih, “Sirkuit grasstrack sekarang punya karakter supergrasstrack. Wajib punya handicap,” aku Mico Alexandro, pemilik tim ART asal Jakarta.

Sayangnya, Bebek 4-tak pacuan Cep Sena gagal tarung di event KGRK Seri I ini. Bukan, bukan lantaran CDI mati atau mesin jebol! “Jari-jari pelek belakang kurang kuat dipakai di trek ini. Kita nggak bawa part cadangan,” ujar Cep Sena menyesal.


SIAP GELAR GRAND FINAL


Berkaca dari seri I yang sukses ini, Freddy yang pemilik Sirkuit Lamantuha Motorbike Park ini, siap ditunjuk menggelar Grand Final Kejurnas 2009. “Siap! Sirkuit ini dibuat berdasarkan regulasi buku biru,” ujar Freedy yang juga didukung Andrey L Narang, Ketua Pengprov IMI Kalteng.

Menurut Dadan HP atau yang beken dipanggil Keeboth, ada beberapa bagian harus disesuaikan. “Layout sirkuit tak masalah. Hanya pembenahan handicap,” ujar pria yang kerap ditus sebagai Juri dari PP IMI ini.

Rintangan seperti camel atau tabeltop, tingginya sekitar 1,5 meter. Standar kejurnas, cukup 1 meter. Paddock dan waiting zone serta sarana lain, sudah mendukung. “Termasuk kemudahan mencapai sirkuit dan penginapan,” tambah Hendra Tambang, Pimpinan Lomba di KGRK seri I ini.

DIMANJA PENYELENGGARA

Membludaknya peserta KGRK Seri I mencapai 206 starter. Itu tak lepas dari peran panitia. Semua peserta, apalagi peserta luar Kalteng, dimanja. “Seluruh peserta ditanggung. Mulai akomodasi, penginapan dan pengiriman motor,” ujar Freddy.

“Setidaknya biaya balap tak terlalu membengkak,” kata Mica Alexandro yang diiyakan H. Arin Tafnida, pemilik tim Rapilo Racing asal Balikpapan, Kalimantan Timur.

Belum kelebihan lain diterima para trackernya. “Disediakan hadiah untuk juara terbaik di setiap kategori. Anak, Pemula dan senior,” ungkap Freddy. Mantapnya, satu katagori diganjar Rp 5 juta. Terbayang dong berapa hadiah tiap kelasnya.

ALEXANDRO DIDUKUNG REXTOR 1617grasstrack-alexandro-axl4.jpg

Grasstrack terus dijejali teknologi. Salah satunya aplikasi otak pengapian alias CDI. Rextor yang mulai dilirik dan melirik penikmat garuk tanah massal. “Proyek pertamanya fokus pada Cep Sena dari Alexandro Racing Team (ART),” kabar M. Novel Faizal, General Manager Rextor.

Rextor dan ART baru lalu melakukan riset bersama. Mereka utak-atik semua data sesuai karakter grasstrack. “Grafik torsinya banyak yang berubah. Nanti ada CDI khusus untuk garuk tanah,” kata Robert Chong, chief R&D Rextor di sirkuit Pondok Cabe, Depok, Jawa Barat.

CDI programable Rextor memang sudah diaplikasi ART. Hanya, basisnya masih road race. “Jika diprogram sendiri, motor cenderung panas di akhir lomba. Ini kelemahan grasstrack, ketinggalan teknologi,” sebut Mico Alexandro, pemilik ART di kawasan Cinere, Jakarta Selatan.

ART memang tim yang selalu melek teknologi. ART juga yang mempopulerkan penampilan cantik ala garuk tanah. “Harus terus berpikir, jika tidak mau tertinggal dengan kompetitor,” tambah Mico.

ART sebelumnya juga kerap pakai pengapian racing special engine (SE). Tapi, “Hasilnya sama saja tuh. Tenaga malah lebih cocok. Apalagi, khusus grasstrack masih terus diriset,” dukung Cep Sena, tracker masa depan DKI.

Makin mantap, karakter setiap sirkuit bisa disesuaikan dengan CDI. Maklum, kan programable! Jadi, setiap kurva alias map yang dibutuhkan tinggal diatur sesuai kebutuhan pembalap dan sirkuit.

HASIL LOMBA

Bebek Standar 110 cc Pemula
1. Rozet MX (69) Kalteng Rizqi Motor
2. Asip XL (36) Jateng Serba Mulya
3. Unang Aponk (111) Kalteng Rizqi Motor
4. Frangky Ardy (333) Kalteng Degedeg Prima Karya
5. Eko Wahyudi (5) Kalteng Morat Marit Mawut RC
Bebek Modifikasi 2-Tak 110 cc Junior
1. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
2. Rio Embang (90) Kalteng Gatria Jambu
3. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
4. Fundra Aresha (119) DIY Saka Cahaya Mulya
5. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
Bebek Modifikasi 4-Tak 110 cc Senior
1. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
2. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
3. Fundra Aresha (119) DIY Saka Cahaya Mulya
4. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
5. Mashuri (20) Kalbar Kalbar Racing Academy
Bebek Modifikasi 2-Tak 110 cc Senior
1. Cep Sena (87) DKI Alexandro’s
2. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
3. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
4. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
5. Rio Embang (90) Kalteng Gatria Jambu
Campuran 150 cc Senior
1. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
2. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
3. Cep Sena (87) DKI Alexandro’s
4. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
5. Kris Harpindo (19) Jateng Sholeh Motor
Mini Trail s/d 12 Tahun
1. Prabowo (88) Jhon Motor
2. Lotar Cadalop (28) Sholeh Motor
3. Gian Carlo (999) Surya Sawit Sejati
4. Rifaldi (92) Jhon Motor
5. AF Bambang (161) Bhayangkara
Mini Trail s/d 15 tahun
1. Prabowo (88) Jhon Motor
2. Rifaldi (92) Jhon Motor
3. Doni Bentar (118) Nasa
4. Lotar Cadalop (28) Sholeh Motor
Open Pelajar Kalteng s/d SMP
1. Dwi (79) SMP Negeri 2 P. Bun
2. Billy Clinton (119) SMP Al-Hasyimiyyah P. Bun
3. Ardi Z (195) SDN Pasir Panjang
4. Axcel Narang (17) SMP St Paulus P. Raya
5. Deni Lestari (141) SMP Negeri 3 P. Banteng
Special Engine s/d 125 cc Open
1. Akbar Taufan (86) Mura Serba Mulya RT
2. H Madan HMS (68) HMS
3. Satya Wizia (202) Arek Kene MX Team
4. jeremi Tuwan (21) Bamonti MX Team
5. Bayu F (22) Bamonti MX Team
Juara Terbaik Senior/ Junior : Akbar Taufan (86)
Juara Terbaik Pemula : Frangky Ardy (333)
Juara Terbaik Anak : Prabowo Adi Putra (88)

Ingin Mahkota Kembali
2009-03-13 17:58:52

1614grasstrack-grand-final-eka1.jpgKalimantan coba kejar ‘pesawat’ yang terbang tinggi. Tidak lain gelar Juara Nasional grasstrack Indonesia. Mahkota ini sempat dipegang Kalimantan pada 2006. Region lain, kudu waspada itu!

Ditanam pada event Kejurnas Grasstrack Region Kalimantan (KGRK) Seri I 2009. KGRK ini pentas di Sirkuit Lamantuha Motorbike Park, Pangkalan Bun, Kalimantan Tengah (08-09/03). “Tujuan seperti itu. Ingin meraih kejayaan grasstrack,” ujar Freddy dari Surya Sawit Sejati, penyelenggara KGRK ini.

Freddy yang juga pemilik sirkuit berkarakter menarik ini, bukan sekadar omong. Dia undang banyak tracker berbakat dari luar Kalimantan. Terutama, tracker Jawa yang mendominasi pertarungan garuk tanah massal sekarang.

Sebut saja juara nasional senior, Akbar Taufan dari tim Mura Serba Mulya RT (MSMRT). Juga Cep Sena tracker andalan Alexandro Racing Team (ART) dan Egi ST di tim Rapilo DKI (RDKI). Ketiganya menantang 206 starter di sikuit sepanjang 1,1 km itu.1615grasstrack-(andrey-freddy).jpg

Ini sebagai tolok ukur tracker Kalimantan. Terutama Kalimantan. “Kita jadi tahu sejauh mana perkembangan Kalimantan. Baik teknologi dan skill,” ujar Freddy yang diiyakan Andrey Leonardo Narang, Ketua Pengprov IMI Kalteng.

Tracker Kalimantan enggak mau kalah. Sirkuit yang punya 6 handicap termasuk tabletop ini, bikin ribuan penonton terhibur. “Kalau skill, tak terlalu kalah. Di berm dan handicap pun kita cepat. Hanya ketinggalan soal teknologi,” kompak Budi, tracker tim Pangkalan Dewa, Rinto Orlando dan Rendy Komar tracker tim Surya Sawit Sejati (SSS) dari Kalteng.

Suara yang sama dari Frengky Ardi. “Kendala selalu muncul bagi tim minim sponsor. Untuk balap dan korek motor, dana yang dipakai hasil iuran anggota. Jadi, riset dan teknologi pun terbatas,” ujar tracker tim Degedeg Prima Karya yang sabet gelar Juara Terbaik Kategori Pemula di KGRK seri I ini.

Fakta berbicara, silakan lihat tabel hasil lomba. Kelas bergengsi dikuasai tracker Jawa. “Soal teknologi, tracker Kalimantan tak kalah kok. Banyak juga motor yang kompetitif. Hanya saja, ada beberapa teknik yang harus dikuasai lagi,” ujar Akbar Taufan, tracker MSMRT.

Cep Sena yang terkenal halus memainkan irama 4-tak, punya pandangan. “Sirkuitnya mendukung. High-speed dengan berm tinggi. Sayang, handicap-nya perlu jeli melewatinya,” ujar tracker binaan Mico Alexandro itu.

Sayangnya, dari tiga tracker yang diandalkan, Egi ST masih tidak menemukan performanya. Maklum, mungkin karena karekter tanah sirkuit yang berbeda. Tanah, agak bercampur pasir. Tidak seratus persen tanah. “Masih belum ketemu jalur yang pas. Masuk berm salah, main dalam juga salah,” ujar pembalap asal Jakarta itu.

Ayo Kejar!

TEKNOLOGI BERKEMBANG

1616grasstrack-imam-eka3.jpgEnggak sedikit tracker pulau Borneo alias Kalimantan bikin mesin pada Imam Syafei. Seperti tracker Jawa yang mengandalkan mekanik serba bisa ini. “Teknologi grasstrack sekarang layaknya road race. Kapasitas Bebek 4-tak, sudah dibore-up hingga 130 cc. Tenaganya besar,” ujar Imam asal Semarang, Jawa Tengah ini.

Belum lagi rasio. Racikan rasionya mulai close. Persis permainan gigi-gigi road race. Terlebih, “Sirkuit grasstrack sekarang punya karakter supergrasstrack. Wajib punya handicap,” aku Mico Alexandro, pemilik tim ART asal Jakarta.

Sayangnya, Bebek 4-tak pacuan Cep Sena gagal tarung di event KGRK Seri I ini. Bukan, bukan lantaran CDI mati atau mesin jebol! “Jari-jari pelek belakang kurang kuat dipakai di trek ini. Kita nggak bawa part cadangan,” ujar Cep Sena menyesal.


SIAP GELAR GRAND FINAL


Berkaca dari seri I yang sukses ini, Freddy yang pemilik Sirkuit Lamantuha Motorbike Park ini, siap ditunjuk menggelar Grand Final Kejurnas 2009. “Siap! Sirkuit ini dibuat berdasarkan regulasi buku biru,” ujar Freedy yang juga didukung Andrey L Narang, Ketua Pengprov IMI Kalteng.

Menurut Dadan HP atau yang beken dipanggil Keeboth, ada beberapa bagian harus disesuaikan. “Layout sirkuit tak masalah. Hanya pembenahan handicap,” ujar pria yang kerap ditus sebagai Juri dari PP IMI ini.

Rintangan seperti camel atau tabeltop, tingginya sekitar 1,5 meter. Standar kejurnas, cukup 1 meter. Paddock dan waiting zone serta sarana lain, sudah mendukung. “Termasuk kemudahan mencapai sirkuit dan penginapan,” tambah Hendra Tambang, Pimpinan Lomba di KGRK seri I ini.

DIMANJA PENYELENGGARA

Membludaknya peserta KGRK Seri I mencapai 206 starter. Itu tak lepas dari peran panitia. Semua peserta, apalagi peserta luar Kalteng, dimanja. “Seluruh peserta ditanggung. Mulai akomodasi, penginapan dan pengiriman motor,” ujar Freddy.

“Setidaknya biaya balap tak terlalu membengkak,” kata Mica Alexandro yang diiyakan H. Arin Tafnida, pemilik tim Rapilo Racing asal Balikpapan, Kalimantan Timur.

Belum kelebihan lain diterima para trackernya. “Disediakan hadiah untuk juara terbaik di setiap kategori. Anak, Pemula dan senior,” ungkap Freddy. Mantapnya, satu katagori diganjar Rp 5 juta. Terbayang dong berapa hadiah tiap kelasnya.

ALEXANDRO DIDUKUNG REXTOR 1617grasstrack-alexandro-axl4.jpg

Grasstrack terus dijejali teknologi. Salah satunya aplikasi otak pengapian alias CDI. Rextor yang mulai dilirik dan melirik penikmat garuk tanah massal. “Proyek pertamanya fokus pada Cep Sena dari Alexandro Racing Team (ART),” kabar M. Novel Faizal, General Manager Rextor.

Rextor dan ART baru lalu melakukan riset bersama. Mereka utak-atik semua data sesuai karakter grasstrack. “Grafik torsinya banyak yang berubah. Nanti ada CDI khusus untuk garuk tanah,” kata Robert Chong, chief R&D Rextor di sirkuit Pondok Cabe, Depok, Jawa Barat.

CDI programable Rextor memang sudah diaplikasi ART. Hanya, basisnya masih road race. “Jika diprogram sendiri, motor cenderung panas di akhir lomba. Ini kelemahan grasstrack, ketinggalan teknologi,” sebut Mico Alexandro, pemilik ART di kawasan Cinere, Jakarta Selatan.

ART memang tim yang selalu melek teknologi. ART juga yang mempopulerkan penampilan cantik ala garuk tanah. “Harus terus berpikir, jika tidak mau tertinggal dengan kompetitor,” tambah Mico.

ART sebelumnya juga kerap pakai pengapian racing special engine (SE). Tapi, “Hasilnya sama saja tuh. Tenaga malah lebih cocok. Apalagi, khusus grasstrack masih terus diriset,” dukung Cep Sena, tracker masa depan DKI.

Makin mantap, karakter setiap sirkuit bisa disesuaikan dengan CDI. Maklum, kan programable! Jadi, setiap kurva alias map yang dibutuhkan tinggal diatur sesuai kebutuhan pembalap dan sirkuit.

HASIL LOMBA

Bebek Standar 110 cc Pemula
1. Rozet MX (69) Kalteng Rizqi Motor
2. Asip XL (36) Jateng Serba Mulya
3. Unang Aponk (111) Kalteng Rizqi Motor
4. Frangky Ardy (333) Kalteng Degedeg Prima Karya
5. Eko Wahyudi (5) Kalteng Morat Marit Mawut RC
Bebek Modifikasi 2-Tak 110 cc Junior
1. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
2. Rio Embang (90) Kalteng Gatria Jambu
3. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
4. Fundra Aresha (119) DIY Saka Cahaya Mulya
5. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
Bebek Modifikasi 4-Tak 110 cc Senior
1. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
2. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
3. Fundra Aresha (119) DIY Saka Cahaya Mulya
4. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
5. Mashuri (20) Kalbar Kalbar Racing Academy
Bebek Modifikasi 2-Tak 110 cc Senior
1. Cep Sena (87) DKI Alexandro’s
2. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
3. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
4. M Elly Azhar (234) Kalteng Satria Sawit Sejati
5. Rio Embang (90) Kalteng Gatria Jambu
Campuran 150 cc Senior
1. Akbar Taufan (86) Jateng Mura Serba Mulya RT
2. Tamzid (34) Kalsel Uji Racing Team
3. Cep Sena (87) DKI Alexandro’s
4. Egy ST (126) DKI Rapilo DKI
5. Kris Harpindo (19) Jateng Sholeh Motor
Mini Trail s/d 12 Tahun
1. Prabowo (88) Jhon Motor
2. Lotar Cadalop (28) Sholeh Motor
3. Gian Carlo (999) Surya Sawit Sejati
4. Rifaldi (92) Jhon Motor
5. AF Bambang (161) Bhayangkara
Mini Trail s/d 15 tahun
1. Prabowo (88) Jhon Motor
2. Rifaldi (92) Jhon Motor
3. Doni Bentar (118) Nasa
4. Lotar Cadalop (28) Sholeh Motor
Open Pelajar Kalteng s/d SMP
1. Dwi (79) SMP Negeri 2 P. Bun
2. Billy Clinton (119) SMP Al-Hasyimiyyah P. Bun
3. Ardi Z (195) SDN Pasir Panjang
4. Axcel Narang (17) SMP St Paulus P. Raya
5. Deni Lestari (141) SMP Negeri 3 P. Banteng
Special Engine s/d 125 cc Open
1. Akbar Taufan (86) Mura Serba Mulya RT
2. H Madan HMS (68) HMS
3. Satya Wizia (202) Arek Kene MX Team
4. jeremi Tuwan (21) Bamonti MX Team
5. Bayu F (22) Bamonti MX Team
Juara Terbaik Senior/ Junior : Akbar Taufan (86)
Juara Terbaik Pemula : Frangky Ardy (333)
Juara Terbaik Anak : Prabowo Adi Putra (88)


Sport :
Akbar Toufan Juara Kelas Campuran Open Di Kejurnas Grasstrack Seri Pertama Di Kaltim
hilman

Pembalap Akbar Toufan asal Jawa Tengah akhirnya keluar sebagai juara dalam kelas campuran Open di Kejurnas Grasstrack Seri Pertama di Sirkuit Regiri, Tanah Grogot, Kaltim.
Kejurnas yang diikuti 130 peserta dari Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Kalimantan, dipertandingkan 10 kelas diantaranya, kelas bebek standar pemula, bebek 2 langkah modifikasi, bebek 4 langkah modifikasi, bebek modifikasi open dan kelas campuran open.
Dari semua kelas ini, kelas campuran open merupakan kelas yang bergengsi dan menarik banyak minat penonton yang memenuhi sirkuit.
Di kelas ini, 14 pembalap bersaing untuk menjadi yang terdepan. Mereka di antaranya Ade Chandra dari DKI, Satya Wizia asal Kalteng, Jarwo Tata Perkasa asal Jatim, Usrox asal Kaltim, dan akbar Taufan dari Jateng.
Dalam lomba di kelas ini sejumlah pembalab bersaing ketat saat melaju dilintasan, bahkan pembalap Jarwo
Tata Perkasa Jatim sempat terjatuh, namun kembali melanjutkan pertandingan.
Kemenangan tampaknya berpihak kepada Akbar Taufan yang lebih dulu tiba di finis, disusul Ade Chandra di tempat kedua, dan
Usrox di tempat ketiga.
Selain hadiah tropy, para juara juga mendapatkan sejumlah uang pembinaan. Rencananya Kejurnas Seri Kedua akan digelar di
Kalimantan Barat pada tanggal 18 Mei mendatang.
"Kegiatan Kejurnas ini untuk mencari bibit unggul di daerah, khususnya balap motor, di samping sebagai kalender tetap kegiatan tahunan," ujar Ketua Panitia Pelaksana Zulkifli.

Jumat, 11 September 2009

Akbar Toufan Racing School

Hai teman-teman yang mengikuti Grass Track.........

Ikuti lah Akbar Toufan Racing School.........